A. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang
diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.
B. Studi Kasus
Penelitian Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau
kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara
khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus
tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup
lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variable yang dapat menyebabkan
terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.
Tekanan utama dalam studi kasus
adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah
lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Untuk mengungkap
persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data
berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang
membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data
diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari
dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi
perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung
kepada kasus yang dipelajari.
Setiap data dicatat secara
cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan
peneliti lain sebelum menarik kesimpulankesimpulan penyebab terjadinya kasus
atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus
mengisyaratkan pada penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi
lainnya adalah, bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan
menyeluruh.
Namun kelemahanya sesuai dengan
sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya
hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk
kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi
informasi sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji
hipotesis, namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang
dapat diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip
dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.
C. Penelitian Survei
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan
kebijaksanaan pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang
variabel dari sekolompok obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh
populasi (obyek) disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian
populasi dinamakan sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya
mengungkap permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang
mendaftar dan diterima di suatu sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam
satu kelas? Berapa banyak guru yang telah memenuhi kualifikasi yang telah
ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti itu diperlukan sebagai
dasar perencanaan dan pemecahan masalahpendidikan di sekolah.
Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan
antara variabel tersebut.
D. Studi Korelasional
Seperti
halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan adalah studi korelasi.
Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.
Derajat hubungan variable-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan
koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji
hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya
hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan
dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara
variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang
berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya
berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.
Semua variabel yang ada
kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur,
lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling
kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.
E. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan
metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu
kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian
eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok
kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
F. Penelitian Tindakan
Penelitian
tindakan adalah
suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan
dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek
yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai
praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat
dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini
mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untuk
memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya; (3)
Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.
G. Metode Penelitian dan Pengembangan
(R&D)
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau metode penelitian
yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung
jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti
buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa
juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan
data, pembelajaran di kelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran,
pelatihan,bimbingan, evaluasi,
sistem manajemen,
dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar