Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih
masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah
terletak pada peneliti itu sendiri. Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu
peneliti harus menentukan topik penelitian.
Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut :
“Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya
(manageble topic)?”
“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus
memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan
dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan
untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi :
1. Masalah masih baru. “Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum
pernah diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di
masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum
menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian
maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
2.Aktual. Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di
masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan meneliti tentang
masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah mengalami hemodialise
berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut harus melakukan survey dan memang
menemukan masalah tersebut, meskipun tidak pada semua pasien.
3. Praktis. Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis,
artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan
suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis yang
bermakna.
4. Memadai. Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu
luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan
memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya
masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil yang kurang
berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti. Seseorang yang akan melakukan penelitian
harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan
diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Masalah-masalah yang bertentangan
dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya
tidak diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan
penelitiannya nanti.
7. Ada yang mendukung, Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak
awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak
jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari
instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum
melakukan pemilihan masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa
pertanyaan berikut agar masalah yang diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo,
2002):
1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di
dalam masyarakat saat ini?
2. Apakah masalah tersebut benar-benar aada di dalam masyarakat?
3. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau
masyarakat merasakan masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompom tertentu, misalnya ibu hamil,
bayi, atau anak balita?
5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan ataau
ekonomi yang luas?
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program yang sedang
berjalan?
7. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut?
Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut,
diharapkan akan dapat dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan,
sehingga masalah penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
aplikatif.
SUMBER MASALAH PENELITIAN
Menurut Turney
dan Noble (1971, dalam Danim, 2003) sumber masalah penelitian empiris dapat
berasal dari
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontak profesional
4. Pengujian dan pengembangan teori yang ada
5. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontak profesional
4. Pengujian dan pengembangan teori yang ada
5. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Telah disebutkan sebelum Bagian ini bahwa titik awal
suatu kegiatan penelitian adalah upaya membuat rumusan masalah penelitian.
Rumusan masalah penelitian bisa dibuat oleh seorang peneliti melalui beberapa
kemungkinan latar belakang yang dibuat :
(1) Setelah menyadari adanya suatu permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi
manusia atau masyarakatnya. Masalah kehidupan yang sedang hangat dibicarakan
dalam buku ini disebut ”topik masalah” Topik masalah inilah yang menyadarkan
seorang pemikir untuk berperan memecahkan sejumlah rumusan masalah penelitian
yang terkait dengan topik masalah itu tadi.
(2) Setalah menyadari potensi permasalahan di masa datang setidaknya
menurut pandangan dan pertimbangan teoritis dari suatu bidang keilmuan. Potensi
permasalahan itu perlu diantisipasi pemecahannya. Sehubungan dengan itu
diperlukan penelitian terhadap butir-butir permasalahan yang secara khusus
telah dirumuskan.
Dari suatu topik masalah penelitian dapat dirumuskan satu atau lebih butir masalah penelitian. Ada lima tipe topik masalah penelitian yang dapat digarap oleh seorang peneliti. Mahasiswa S1 dianjurkan memilih masalah tipe 1 atau 2 pada tabel dibawah ini
Tipe Alasan mengapa dipermasalahkan
Tipe 1 Keperluan mendeteksi penyebab terjadinya suatu fenomena yang merugikan atau menguntungkan agar gejala dan akibat lanjutannya dapat diatasi atau dipacu
Tipe 2 Keperluan Memperbaiki kesalahan kebijaksanaan
peruahaan (pemerintah) yang tengah berjalan agar kelemahan-kelemahan yang ada
dapat diatasi
Tipe 3 Keperluan meramalkan akibat positif dan negatif
dari suatu kebijaksanaan baru, langkah dini dapat diarahkan untuk menaikkan
yang positif dan menihilkan yang negatif.
Tipe 4 Keperluan mengkuantitatifkan strategi kebijakan
yang masih konsepsional sehingga dapat menjadi operasional.
Tipe5 Keperluan membuat pendekatan baru atau
alternatif guna meningkatkan ketelitian pengukuran mengenai cara pengukuran
yang telah dirumuskan oleh teori lain atau peneliti sebelumnya
Dari suatu topik yang menarik untuk diteliti diperlukan langkah merumuskan masalah. Adapun langkah untuk merumuskan masalahan penelitian dapat menggunakan satu atau dua dari teknik berikut :
(1) Teknik pengenalan Beda Garis Fenomena Ideal
terhadap Garis Fenomena Nyata (teknik BEGFI-GAFETA)
(2) Teknik pengenalan Efek Benturan Dua Arus Fenomena Berlawanan Arah (Teknik EBDA-FENOBA)
Dalam memilih rumusan masalah penelitian yang akan dijadikan awal penelitian, maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut ; Ciri-ciri pernyataan Masalah Penelitian yang baik
1) Masalah yang dipilih harus mempunya nilai penelitian
a. Masalah harus mempunyai keaslian
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
c. Masalah harus merupakan hal yang penting
d. Masalah harus dapat di uji
e. Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan
2) Masalah yang dipilih dengan bijak, artinya :
a. Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
c. Waktu memecahkan masalah harus wajar
d. Biaya dan hasil harus seimbang
e. Administrasi dan sponsor harus kuat
f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
3) Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Seorang
mahasiswa harus bersungguh-sungguh dalam upaya mengidentifikasi dan merumuskan
”masalah penelitian”. Upaya membuat skripsi atau tesis untuk gelar
kesarjanaannya, tak lain mempraktekkan kegiatan penelitian secara mandiri.
Ketika itu dia bertindak sebagai peneliti pemula dan ia sebenarnya sedang
digodok menjadi seorang ”Problem solver” (pemecah masalah kehidupan) yang
efektif.
Manfaat
Penelitian Skripsi Mahasiswa yang Terbimbing Baik
1) Bagi Lembaga
Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan-
Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
1) Bagi Lembaga
Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan-
Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
2) Bagi Mahasiswa
Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar