Jumat, 09 Oktober 2015

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN




I. Pendahuluan

Menyusun proposal (rencana) penelitian dapat diibaratkan seperti membuat suatu barang untuk dijual. Artinya, laku atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada mutu barang itu dan kelihaian kita dalam menawarkan barang tersebut. Apalagi kalau barang tersebut merupakan hal baru bagi masyarakat, sudah barang tentu konsumen akan tertarik untuk membelinya.
Dalam membuat rencana penelitian, di benak kita juga harus ada pemikiran seperti itu. Bahwa hanya rencana penelitian yang bermutu ilmiah dan mempunyai kegunaan tinggilah yang akan diterima oleh si pemegang dana atau oleh dosen pembimbing bagi rencana penelitian skripsi, tesis atau disertasi. Apalagi bila rencana penelitian itu dapat menjanjikan hasil penemuan baru yang sangat berguna, baik ditinjau dari segi kepentingan praktis maupun dari aspek ilmu pengetahuan. Cara penawaran yang menarik juga berlaku di sini. Dalam arti, bahwa sipembuat rencana penelitian harus dapat meyakinkan pihak yang akan menyetujui rencana penelitian tersebut. Untuk itu dibutuhkan penguasaan ilmu yang memadai, tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti itu. Kekecewaan karena rencana penelitiannya ditolak, sering dialami peneliti yang mem­buat rencana penelitiannya secara terburu-buru. Penolakan ini biasanya bersumber pada penguasaan materi yang kurang mendalam, karena si peneliti kurang banyak membaca. Akhirnya timbul berbagai komentar, misalnya : rencana penelitian itu sudah pernah diteliti orang, kurang ada manfaatnya, kurang bobot ilmiahnya, dan bahkan tidak jarang timbul komentar rencana penelitian yang bersifat mencoba-coba saja. Dalam hal seperti ini kegemaran memba­ca, membaca pustaka ilmiah tentunya, terutama yang memuat hasil-hasil penelitian seperti : journal, bulletin dan laporan-laporan hasil penelitian yang lain, merupakan kegiatan yang mutlak diperlukan bagi seorang peneliti.
Dalam uraian berikut akan disajikan secara garis besar mengenai petunjuk pembuatan suatu proposal peneli­tian. Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab- bab :

(1)   Pendahuluan,
(2)   Tinjauan Pustaka,
(3)   Perumusan Hipotesis,
(4)   Metode Penelitian.
 
              Disamping itu untuk lebih melengkapi perlu ditambah bab-bab lain seperti: Halaman judul penelitian, Halaman persetujuan, Kata Pengantar, Daftar Pustaka dan Lampiran.
 
   

II. Bab Pendahuluan


Bab ini biasanya terdiri dari : (a) Latar Belakang (b) Perumusan permasalahan, (c) Tujuan Penelitian. Bentuk perumusan masalah ini penting, karena dapat menjadi penuntun langkah-langkah berikutnya. Tidak ada aturan yang baku mengenai cara merumuskan tujuan penelitian, tetapi dari rumusan tersebut diharapkan dapat memberi petunjuk tentang data apa yang diperlukan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam tujuan penelitian itu. Prinsip singkat tetapi jelas juga berlaku disini dan bahkan setiap pembuatan karangan ilmiah. Singkat, artinya janganlah menulis hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Tetapi harus jelas, dalam arti jangan sampai terlewatkan hal-hal yang seharusnya ditulis guna kejelasan dari tulisan itu sendiri.


2.1. Formulasi permasalahan

Penelitian berpangkal pada suatu pertanyaan dari suatu permasalahan yang muncul dari benak peneliti karena "ketidak tahuan" mengenai suatu fenomena atau gejala. Ini salah satu stimuli timbulnya penelitian.  Seperti misalnya: apa yang menyebabkan meningkatnya kriminalitas, kenakalan remaja; mengapa produksi pertanian (dapat juga menyebut salah satu komoditi, misalnya harga gula) tidak mampu bersaing dipasaran dunia. Jawabannya dapat bersifat teknik, sosial atau ekonomis.
Stimuli penelitian dapat datang dari berbegai sumber: penga-matan, bacaan baik dari buku ataupun sumber-sumber lain misalnya pertemuan ilmiah. Stimuli penelitian di perguruan tinggi juga dapat juga berasal dari pesanan dari pembuat kebijaksanaan (policy makers) mengenai suatu permsalahan tertentu yang dihadapi mereka.
Apabila seorang mahasiswa memulai pekerjaan tesisnya seringkali menyatakan permasalahan penelitian dengan mengemukakan judul penelitian. Ketika ditanya apa permasalahan penelitian, seringkali tidak tahu menyatakan permasalahan penelitin.
Permasalahan penelitian merupakan justifikasi/alasan mengapa penelitian tertentu perlu dilakukan. Justifikasi tergantung pada penting-nya permasalahan, sedangkan pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari pelbagai aspek. Problematik penelitian hendaknya juga mencakup bukan "What" tetapi juga dapat mencakup "whom", "where", and "when".
Pertanyaan atau permasalahan penelitian  yang lebih spesifik akan lebih baik karena dapat mengarahkan kegiatan peneltian yang lebih spesifik pula.
Mengapa seringkali sulit dalam formulasi permasalahan ?  Hal dapat terjadi karena kurang menguasai permasalahan dalam bidang itu, atau kekurangan membaca dari literatur yang sudah ada, disamping pengalaman yang cukup dalam bidang penelitian.
Definisi permasalahan yang dimaksud dalam penelitian mempu-nyai arti yang spesifik. Masalah dapat diperoleh dari dua sumber: dari teori yang sudah ada (ekperimen) dan dari lapangan (survey, pengum-pulan data dilapangan setelah dianalisa dan diinterpretasikan harus dikaitkan dengan teori).
Untuk memformulasikan permasalahan seringkali lebih mudah untuk berfikir perbedaan antara "what is" (apa yang terjadi) dan "what should be" (apa yang seharusnya terjadi).     
Ada beberapa cara untuk mengidentifikasikan apakah formulasi permasalahan telah dapat terungkap dengan baik. Permasalahan penelitian yang baik harus memenuhi beberapa syarat:

(1)   relevan dengan waktu timbulnya permasalahan,
(2)   berhubungan dengan problematik praktis,
(3)   dapat mengisi "research gap",
(4)   memungkinkan genelarisasi,
(5)   memiliki ketajaman dalam difinisi dari konsep-konsep utama,
(6)   dapat memerbaiki  metoda penelitian bagi peneliti berikutnya.

2.2. Tujuan dan Kegunaan

Langkah selanjutnya setelah merumuskan permasalahan adalah formulasi tujuan dan kegunaan penelitian. Tujuan penelitian adalah formulasi apa yang ingin diketahui atau ditentukan dalam melaksanakan penelitian.
Apabila rumusan permasalahan dinyatakan sebagai kalimat bertanya, maka tujuan penelitian bentuk pernyataan, seperti misalnya dengan menggunakan kalimat:
(1) untuk mengetahui . . . . . . .,
(2) untuk memperoleh . . . . .,
(dimaksudkan untuk menyatakan secara spesifik apa yang akan dilakukan dalam penelitian).

2.3. Kegunaan Penelitian.

Manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai disebut sebagai kegunaan penelitian. Apakah memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan atau­kah berguna untuk menjawab masalah-masalah pembangunan nyata.
III. Bab Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan konsepsi dan teori-teori yang relevan dan biasanya diperoleh dari buku-buku teks, atau dari   laporan hasil penelitian sebelumnya yang dapat diperoleh dari bulletin, journal, tesis dan bentuk laporan hasil penelitian lain. Isinya tidak hanya relevan dengan problem yang diteliti tetapi juga dari pustaka terbaru.
Hal yang lebih penting, Bab Tinjauan Pustaka ini harus dapat memberikan landasan ilmiah tentang :
(a)   Masalah penelitian,
(b)   Metode yang dipilih (bila perlu), dan
(c)   Memberikan landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan (diduga) lebih baik daripada perlakuan yang lain atau mengapa suatu variabel diduga berhubungan dengan variabel yang lain. Misalnya, mengapa tanaman yang dipupuk hasilnya lebih tinggi daripada yang tidak dipupuk ?

IV. Hipotesis


Setiap tahap pengembangan pemikiran ilmiah dibuat dengan memperkirakan kejadian dengan mengembangkan hipotesis (yang diusahakan untuk dibuktikan) yang seringkali dimulai dengan dasar yang tidak kuat.
Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan hasil mental peneliti mengenai fakta-fakta yang diperoleh atau jawaban sementara mengenai suatu gejala   atau hubungan antara dua gejala impiris.
Fungsi utama hipotesa adalah sebagai dasar penelitian dan pengamatan baru. Hal logis karena kebanyakan penelitian dan pengamatan dilakukan untuk menguji hipotesa. Fungsi kedua adalah suatu alat untuk memperoleh pengetahuan baru, yang pada permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya.
Hipotesis harus didasari suatu landasan teori yang mantap, sehingga dapat terhindar dari hubungan-hubungan palsu. Teori dapat diangkat menjadi hipotesa, dimana teori tersebut diuji kembali secara empiris dalam suatu lingkungan tertentu. Bilamana telah dites maka hipotesa dapat mendukung teori atau dapat menolak teori. Oleh karena itu hasil penelitian  tidak perlu sesuai dengan hipotesa baik hipotesa yang diangkat dari teori ataupun hasil pengamatan lapang.
Hipotesis juga dapat merupakan dugaan atau pendapat sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian. Tidak semua penelitian bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis, tetapi untuk penelitian-penelitian yang bersifat eksperimental pada dasarnya memang bertujuan demikian.
Namum bab ini bila dipandang perlu dapat dihilangkan (tidak ditulis), yaitu bila dalam perumusan tujuan penelitian penulis sudah menyajikan dalam bentuk kalimat yang sangat jelas dalam arti dapat memberi petunjuk tentang pengujian hasil penelitian, seperti lazimnya kita merumuskan hipotesis. Hanya bedanya, hipotesis disajikan dalam kalimat pernyataan, sedangkan tujuan penelitian disajikan dalam kalimat pertanyaan.



V. Metode Penelitian


Dalam bab ini peneliti menjelaskan seluruh variabel yang terkait/berperan dalam penelitian. Tidak hanya variabel bebas dan variabel tergantung saja, tetapi juga variabel- variabel lain yang menentukan keberlakuan hasil dari penelitian tersebut.
Untuk bidang AGROKOMPLEKS identifikasi dan definisi variabel-variabel ini menjadi penting, terutama bila penelitian dilaksanakan di lapang.

Bab ini berisi antara lain :
(a)   Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Ingat, tidak semua penelitian perlu dijelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaannya.
(b)   Alat dan bahan , yang digunakan dalam penelitian terutama tentang spesifikasi alat dan bahan tersebut,
(c)   Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya,
(d)   Pelaksanaan penelitian, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap, tidak termasuk variabel rambang, dan
(e)   Pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengamatan penelitian serta dapat menunjang apa saja yang perlu dikumpulkan.



VI.      DESKRIPSI PROPOSAL PENELITIAN
                (DP4M, DIKTI, 1996)

6.1. Judul Penelitian

Hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk memberi gambaran mengenai penelitian yang direncanakan.

6.2. Pendahuluan
Penelitian dilakukan untuk menjawab keingin-tahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan.
Kemukakan hal-hal yang mendorong, atau argumentasi pentingnya dilakukannya penelitian.
Uraikan  proses dalam meng identifikasikan masalah penelitian

6.3. Perumusan Masalah
Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti. Uraikan pendekatan atau konsep  untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan.  Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan  definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.  Uraian perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan

6.4. Tinjauan Pustaka
Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas  kajian pustaka  yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan. 
Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan  bahan epenelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan landasan  untuk melakukan epenelitian yang diusulkan. 
Uraian dalam tinjaun pustaka  dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.

6.5.  Tujuan Penelitian
Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Penelitian dapat bertujuan  untuk menjajagi, menguraikan, menerang-kan, membuk- tikan atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan atau membuat suatu prototipe.


6.6.  Kontribusi Hasil Penelitian
Uraikan  kontribusi penelitian dalam pengembangan ilmu penge tahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan, atau pengembangan kelembagaan


6.7. Metode Penelitian
Uraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi  variabel dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran hasil penelitian.  Untuk mpenelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan  pendekatan yang digunakan,  proses pengumpulan dan analisis informasi, proses penafsiran dan penyim-pulan hasil penelitian.

6.8.  Jadwal Pelaksanaan
Buatlah jadwal  kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan lapioran penelitian dalam bentuk bar-chart. Bar chart ini memberikan  rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut. Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian.  Untuk penelitian  multiyear, keterkaitan antara tahapan yang satu dengan tahapan selanjutnya harus jelas (bersifat serial, bukan paralel).

6.9. Daftar Pustaka
Dalam penyusunan Daftar Pustaka dianjurkan, untuk menggunakan Buku Petunjuk tentang itu. Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks. Dengan menggunakan buku pedoman tidak hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.

6.10. Lampiran
Apabila penyajian tabel, grafik, gambar dan foto dalam teks dipandang akan mengganggu kontinuitas jalannya pembahasan, sebaiknya disaJikan dalam Lampiran.

vii. KRITERIA PENILAIAN USUL PENELITIAN
         (DP4M, DIKTI, 1996)

No
Kriteria Penilaian
 Acuan Penilaian
 Hasil Penilaian kelemahan proposal penelitian




1
Perumusan masalah
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian


a. Perumusan masalah lemah, kurang mengarah.
     Tujuan penelitian tidak jelas

2
Kontribusi hasil
Penelitian
Kontribusi hasil pene itian pada:
-Pengembangan IPTEK
-Menunjang pemba
  ngunan
b. Kontribusi hasil penelitian pada pengembangan IPTEKS, pembangunan, pengem-bangan kelembagaan tidak jelas
3
Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka
Daftar pustaka
c. Bahan kepustakaan kurang me nunjang penelitian, pustaka tidak relevan, kurang mutakhir, dan umumnya bukan hasil penelitian

4
Metode penelitian
Metode penelitian


d. Metode penelitian kurang dirinci, sehingga langkah penelitian yang akan dilakukan tidak jelas

5
Kelayakan penelitian
Jadwal penelitian
Personalia
Perkiraan biaya
e. Kelayakan penelitian kurang, ditinjau dari personalia, jadwal, dan perkiraan biaya penelitian

6.
Perkiraan biaya
Rincian Biaya
f. Anggaran biaya yang diajukan kurang rinci, atau dinilai terlalu tinggi

7
Adminis trasi
Format usulan
g. Usulan belum mengikuti format yang ditentukan

8
Lain-lain

h. Lain-lain (masalah sudah banyak diteliti, perma salahan kurang relevan dengan bidang studi peneliti, dll).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar