PEMBAHASAN
1. KERANGKA TEORI
A. Definisi Kerangka Teori
Kerangka teoritis adalah dukungan dasar
teoritis sebagai dasar pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi
peneliti. Kerangka teoritis adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok,
subvariabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.
Theory
is a set of interelated construct or concept, definition, and proposition that
presents a systematic view of phenomena by specifying relations
among variables with the purpose of explanation and predicting the phenomena. (Kerlinger, 2000:11). Teori adalah satu set konstruk, konsep,
definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematik mengenai suatu fenomena dengan menspesifikkan hubungan
antarvariabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena;
A
theory is generalization or series of generalization by which we attempt to
explain some phenomena in a systematic manner (Wiersma,
1986:17). Teori adalah generalisasi atau seri generalisasi di mana kita mencoba
menjelaskan suatu fenomena dengan cara yang sistematis. A theory is a
systematic explanation for the observed facts and laws that relate to a
particular aspect of life (Babbie, 1989:46).
Untuk memahami arti teori ada beberapa pengertian
teori menurut para ahli: Kerlinger (2000:11) mengungkapkan bahwa
teori adalah seperangkap keterkaitan konstrak atau konsep, definisi, dan
proposisi yang mencerminkan pandngan sistematik mengenai fenomena melalui
penentuan hubungan antar variabel secara sepesifik, dengan tujuan menjelaskan
dan memprediksi suatu fenomena. Sedangkan Neoman (2000:40) mengungkapakn
mengenai teori sosial sebagai suatu sistem keterkaitan antar abstraksi ide-ide
yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan mengenai dunia sosial.
Pengertian diatas memberikan gambaran bahwa
teori adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menguraiakan suatu fenomena
yang saling terkait antara satu dan yang lainya.[1]
B. Tingkatan Teori
Menurut Neuman mengemukakan tentang teori
berdasarkan tingkatannya yaitu:
1. Teori tingkat Mikro Level
Dalam tingkat ini memberi penjelasan hanya
terbatas pada peristiwa yang berskala kecil, baik dari sisi waktu, ruang,
maupun jumlah orang. Seperti dalam sosiologi dikenal dengan teori “Face Work”
Erving Goffman yang mengkaji kegiatan ritual dua orang yang saling berhadapan
atau bertatap muka.
2. Teori Meso Level
Teori ini menghubungkan tingkat mikro dan
makro, misalnya teori organisasi, gerakan sosial, atau komunitas teori Collin
tentang kontrol organisasi.
3. Teori Makro Level
Teori ini menjelaskan objek yang lebih luas
seperti lembaga sosial, sistem budaya,dan masyarakat secara keseluruhan.
Misalnya, teori makro Lenski tentang stratafikasi sosial.[2]
C. Peran Teori dalam Penelitian
Teori dalam penelitian memiliki beberapa
peranan antara lain:
1. Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian;
2. Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis
penelitian;
3. Memberikan landasan yang kuat dalam
menjelaskan dan memaknai data dan fakta;
4. Mendudukkan permasalahan penelitian secara
logis dan runtut;
5. Membantu dalam membangun ide-ide yang
diperoleh dari hasil penelitian;
6. Memberi acuan dan menunjukkan jalan dalam
membangun kerangka pemikiran;
7. Memberikan dasar-dasar konseptual dalam
merumuskan definisi operasional;
8. Membantu mendudukkan secara tepat dan
rasional dalam menyintesis dan mengintegrasikan gagasannya.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh
karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam sebuah penelitian teori
yang digunakan harus sudah jelas karena fungsi teori dalam sebuah penelitian
menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:
1. Teori digunakan untuk memperjelas dan
mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti;
2. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrumen penelitian;
D. Prosedur Penyusunan Teori
1. Melakukan kajian pustaka;
2. Melakukan sintesis atau modifikasi antara
teori yang satu dengan teori yang lain;
3. Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara
logis, runtut, dan rasional;
4. Merumuskan hipotesis;
5. Melakukan penelitian untuk menguji
hipotesis;
6. Merumuskan teori baru.
Agar penjelasan tentang kerangka teoritis
(berpikir) ini lebih mengenai sasaran, berikut ini akan dikemukakan contoh
penelitian.
Contoh:
Kualitas Pengelolaan Kelas Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Mengajar
Guru Sekolah Dasar
Untuk dapat menyusun kerangka teoritis bagi
penelitian dengan judul di atas, peneliti terlebih dahulu harus menentukan
pengertian-pengertian yang terkandung dalam judul tersebut antara lain:
1. Kualitas pengelolaan kelas;
2. Latar belakang pendidikan guru;
3. Pengalaman mengajar guru;
4. Pengaruh latar belakang pendidikan guru
terhadap kualitas pengelolaan kelas;
5. Pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap
kualitas pengelolaan kelas.
E. Proses Penyusunan Kerangka Teoritis
2. Tinjauan Pustaka
A. Definisi Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan pustaka sering juga disebut kajian
atau telaah pustaka (literature review).
2. Tinjauan pustaka adalah kegiatan mendalami,
mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan.
3. Tinjauan pustaka adalah pandangan kritis
terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang signifikan dengan
penelitian yang sedang (akan) kita lakukan.
Tinjauan pustaka berisi uraian tentang
penelitian-penelitian sebelumnya, tentang permasalahan yang sama atau yang
serupa. Setiap penelitian dan hasilnya haruslah ditempatkan dalam konteks body
of knowladgenya untuk itu peneliti perlu menjelaskan pada orang lain
dimana letak penelitian. Dalam tinjauan pustaka peneliti perlu meninjau secara
kritis data yang sudah ditemukan sebelumnya, analisis-analisis yang sudah
dilakukan sebelumnya, faktor-faktor yang belum diperhatikan oleh
penelitian-penelitian sebelumnya, kekuatan dan kelemahan logika yang ada dalam
penelitian-penelitian sebelumnya, dan persetujuan dan ketidak setujuan diantara
penelitian-penelitian sebelumnya.[4]
Suatu penelitian didasarkan pada penelitian
atau kajian sebelumnya hasil penelitian/kajian sebelumnya dijadikan landasan
dalam menentukan topik, permasalahan, arah, tujuan penelitian/kajian Tinjauan
pustaka penting untuk menentukan kedudukan hasil penelitian terhadap penelitian
sebelumnya untuk menentukan bobot penelitian agar penulis/peneliti tidak
terjebak pada pandangan sempit isi studi kepustakaan dapat berbentuk kajian
teoritis yang pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasalahan yang
hendak dipecahkan melalui penelitian.[5]
Anggapan beberapa orang bahwa tinjauan
pustaka merupakan ringkasan adalah tidak benar. Walaupun kita harus meringkas
penelitian yang relevan, adalah sangat penting bahwa kita juga melakukan
evaluasi terhadap karya tersebut, memperlihatkan hubungannya dengan karya-karya
lain, dan memperlihatkan bagaiamana karya tersebut terkait dengan penelitian
kita. Hal ini dilakukan dalam rangka agar penelitiannya dapat diketahui sejauh
mana hasil, pembahasan, dan temuan penelitian terdahulu sehingga penelitian
yang hendak dilakukannya dapat dibedakan dari penelitian terdahulu. Itulah
sebabnya, sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti hendaknya banyak
membaca dan mengkaji literatur yang mendukung penelitiannya.
B. Keterkaitan Antarbagian dalam Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teoritis
C. Tujuan Tinjauan Pustaka
Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa
suatu tinjauan pustaka mempunyai kegunaan untuk:
(1) mengungkapkan penelitian-penelitian
yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini,
diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan
dan merancang metode penelitiannya;
(2) membantu memberi gambaran tentang
metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan
serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi;
(3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau
judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya;
(4) mengenal peneliti-peneliti yang
karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat
dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang
lain—yang mungkin terkait);
(5) memperlihatkan kedudukan penelitian
yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu
pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada;
(6) menungkapkan ide-ide dan
pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya;
(7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa
penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya);
dan
(8) mampu menambah percaya diri kita pada
topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga
tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan
biaya untuk meneliti topik tersebut.
Dalam penjelasan yang hampir serupa,
Castetter dan Heisler (1984, hal. 38-43) menerangkan bahwa tinjauan pustaka
mempunyai enam kegunaan, yaitu:
(1) mengkaji sejarah permasalahan;
(2) membantu pemilihan prosedur penelitian;
(3) mendalami landasan teori yang berkaitan
dengan permasalahan;
(4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil
penelitian terdahulu;
(5) menghindari duplikasi penelitian; dan
(6) menunjang perumusan permasalahan.[6]
Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap
penelitian dengan tujuan yang utama yaitu mencari dasar pijakan atau fondasi
untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berfikir, dan
menentukan dugaan sementara atau yang sering duisebut sebagai hipotesis
penelitian sehingga para peneliti dapat mengerti, melokasikan,
mengorganisasikan, dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.[7]
Tujuan penyusunan tinjauan pustaka yaitu:
1. Memperlihatkan mengapa literatur itu perlu
dilakukan;
2. Memperlihatkan bagaimana sampai pada
keputusan memilih metodologi atau teori tertentu yang digunakan;
3. Menambah informasi terhadap penelitian yang
telah ada;
4. Meringkas karya yang dibaca;
5. Memutuskan gagasan atau informasi yang
penting bagi penelitian itu;
6. Mengabaikan gagasan mana yang kurang
penting.
DAFTAR PUSTAKA
[3] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.( Bandung: Alfabeta. 2010). Hlm. 57.
[4] Bagong Suyatno dan Supinah, Metodologi penelitian
sosial, cet.6, (Jakarta: kencana, 2011), hlm. 295.
[6] http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/10/pengertian-tinjauan-pustaka.html , di ases tanggal 5 april 2014.
Best Casino Restaurants in North America - Mapyro
BalasHapusFind the 광주광역 출장안마 best places to stay near Casino Las 익산 출장마사지 Vegas in North America. 강릉 출장샵 Mapyro 여주 출장마사지 brings 대전광역 출장안마 together the best restaurants in North America, as well as